Kamis, 29 Juli 2010

Pentingnya Musik sebagai Media Komunikasi dalam Ibadah
















NAMA                       :  Reymon H. Situmeang
NIM                            :  06.2186
---
MUSIK DALAM PERIBADAHAN
(Studi Kasus di Gereja HKBP Ressort Marihat II)

I.                   Pendahuluan
1.1. Pengertian dan Etimologi Musik
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, musik diartikan sebagai ilmu atau seni menyusun nada atau suara dalam urutan, kombinasi dan hubungan temporal untuk menghasilkan komposisi (suara) yang mempunyai kesatuan dan kesinambungan. Pengertian ini diperjelas lagi, yaitu nada atau suara yang disusun sedemikian rupa, sehingga mengandung irama, lagu dan keharmonisan, terutama yang menggunakan alat-alat yang dapat menghasilkan bunyi-bunyi suara itu.[1]
Secara etimologi, istilah musik pertama kali berasal dari bahasa Yunani, yaitu “mousike”. Kata ini erat kaitannya dengan kepercayaan Yunani kuno yaitu tentang seorang dewa bernama Mousa. Dewa Mousa bertugas sebagai pemimpin kesenian dan ilmu. Sebagai pemimpin kesenian maka tugasnya adalah membawakan lagu-lagu pujian untuk menghibur hati orang banyak.[2] Dari nama dewa tersebut kemudian diadaptasikan menjadi kata musik (Inggris: Music), yang selanjutnya diartikan sebagai cetusan ekspresi dari perasaan, pikiran manusia, pengalaman hidupnya, yang dikeluarkan secara teratur dalam bentuk bunyi. Sedangkan istilah musik yang digunakan dalam liturgi Gereja ialah musik liturgi atau musik Gereja atau dalam bahasa latin disebut musica ecclestiastica. Musik gereja juga sering disebut musica sacra (musik yang sakral atau suci).[3]

1.2. Latar Belakang
Musik merupakan salah satu dari sesuatu yang dapat mempengaruhi kehidupan seseorang, baik jasmani maupun rohaninya. Musik dapat mengungkapkan perasaan dari seseorang yang mendengarnya, baik dalam mengungkapkan perasaan yang bahagia maupun perasaan yang sedih. Istilah musik berasal dari bahasa Yunani yaitu μουσικε (mousike) yang berarti seni merenung atau berpikir. Istilah musik ini diambil dari nama dewa zaman purba yang terdapat pada mitologi Yunani yaitu dewa Mouso yang memimpin seni dan ilmu musik[4]. Di dalam musik terdapat unsur-unsur yang dikandungnya yaitu irama, melodi dan harmoninya. Musik dibagi dalam dua bagian yaitu musik vokal yang menggunakan sarana bantu pita suara dan musik instrumental menggunakan sarana bantu alat musik[5]. Tidak hanya sampai di sini, penyaji juga melihat bahwa musik juga sangat berpengaruh dalam kegiatan rohani seperti ibadah. Ibadah yang dimaksud ialah kegiatan yang mengungkapkan rasa takut penuh hormat, kekaguman dan ketakjuban penuh puja kepada Allah sang Pencipta[6]. Dalam hal ini, musik yang dimaksud adalah musik instrumental yang menggunakan alat bantu seperti organ, keyboard dan piano. Oleh karena itu, gereja dalam mewujudkan tujuannya di dunia ini memerlukan peranan musik di dalam ibadah.
            Di dalam ibadah, jemaat memuji dan memuliakan nama Tuhan melalui puji-pujian dan nyanyian. Oleh sebab itu, musik memiliki peranan yang penting yang dapat membantu jemaat lebih meresapi dan menghayati jiwanya dalam memuji dan memuliakan nama Tuhan.







2. Deskripsi
2.1. Studi Kasus
1. Musik yang Monoton di Gereja Marihat
2. Respon Jemaat tentang Musik di Gereja Marihat
3. Para pelayan yang tidak peduli dengan musik

3. Rumusan Masalah
3.1. Musik yang Monoton
Alat musik yang digunakan di gereja Marihat adalah keyboard. Karena keyboard lebih memadai daripada organ biasa. Namun, setelah digunakan ternyata masih sama dengan pemakaian organ biasa pada dulunya, sehingga jemaat mengeluh dengan mengatakan kalau pelayan di gereja Marihat khususnya bagian musik dalam kebaktian kurang diperhatikan. Dalam hal ini penyaji juga menanyakan kepada Pendeta Ressort mengapa hal ini tidak ditindaklanjuti. Pendeta Ressort hanya mengatakan kalau memang tidak ada lagi yang mempunyai bakat dalam keyboard. Namun jauh sebelumnya, penyaji pernah memperhatikan kalau ada remaja yang pernah memainkan keyboard tersebut. Dalam hal ini penyaji juga mempertegas kepada Pendeta Ressort bahwa adanya cikal bakal yang akan memainkan keyboard tersebut supaya nantinya musik yang didengar oleh jemaat tidak lagi monoton. Dalam hal ini yang dimaksud adalah bahwa musik juga mempengaruhi proses berjalannya ibadah yang dilakukan setiap minggunya.

3.2. Musik dan Respon Jemaat
Kasus yang kedua yang penyaji perhatikan adalah ketika musik sudah dimainkan, pemain musik tidak memperhatikan cepat,lambat, dan gaya lagu yang tertera pada judul lagu yang akan dinyanyikan. Sehingga jemaat ada yang tidak bisa mengikuti dengan baik lagu yang akan dinyanyikan. Waktu musik mengiringi jemaat bernyanyi, yang terdengar bukan lagi suara jemaat, tetapi organ yang volume yang sangat kuat dan tidak beraturan. Jemaat pun merasa terganggu dan terusik, sehingga acara kebaktian tidak seperti yang diharapkan oleh jemaat.


3.3. Para Pelayan yang tidak peduli dengan Musik
Dalam hal ini penyaji memperhatikan sudah hampir 2 tahun terutama dalam pelayanan tentang musik dalam setiap kebaktian di Gereja Marihat sangat jauh dari yang diharapkan. Hal ini penyaji perhatikan dalam penelitian terakhir ini secara berturut-turut dalam setiap kebaktian yang akhirnya membuat jemaat tidak kondusif dalam setiap ibadah. penyaji sudah pernah melayani dalam bidang musik di Gereja Marihat, namun ketika penyaji tidak datang pada minggu-minggu berikutnya, jemaat pernah menceritakan tentang kebaktian minggu yang lalu yang akhirnya membuat acara kebaktian tidak baik. Setelah penyaji tanyakan kepada Pendeta dan Guru Jemaat yang ada di Gereja Marihat tentang kejadian tersebut, Pendeta dan Guru Jemaat dari Gereja tersebut bahkan membalikkan pertanyaan tersebut kepada penyaji sendiri dengan perkataan, “ kan ada kamu”. Dari jawaban tersebut maka penyaji menanyakan, bagaimana jika aku tidak pernah lagi datang ke sini lagi?, dan dijawab dengan satu kalimat saja “ kita lihat saja nanti”.

Ketiga kasus di atas yang akan dibahas dalam Seminar yang berjudul  “Pentingnya musik dalam Kebaktian”.

4. Pembahasan
Teologi Musik dalam Kebaktian
Telah kita ketahui bahwa di dalam liturgi gereja-gereja Kristen beraliran Lutheran, nyanyian dan musik memegang peranan penting. Dengan demikian ada beberapa poin penting yang harus diperhatikan untuk dapat mengerti teologi nyanyian dan musik yang dipahami oleh gereja Lutheran, yaitu:[7]
1.      Musik adalah suatu pemberian Ilahi.
Secara teologis, musik merupakan pemberian Ilahi. Sama seperti alam semesta adalah ciptaan Tuhan, maka musik juga adalah ciptaan Tuhan melalui orang-orang yang menemukannya. Melaui pemahaman ini maka musik bersahabat dengan ciptaan (pada waktu bintang-bintang fajar bersorak-sorak bersama-sama, Ayub 38:7). Pemberian ini menemani pemberian Illahi yang paling tinggi, yaitu iman.
2.      Musik ditahbiskan dan disucikan untuk digunakan di dalam gereja.
Pada waktu dasar Bait Suci Tuhan diletakkan oleh tukang-tukang bangunan, maka tampillah para imam dengan memakai pakaian jabatan dan membawa nafiri, dan orang-orang Lewi, bani Asaf, dengan membawa ceracap, untuk memuji-muji Tuhan, menurut petunjuk Daud, raja Israel. Secara berbalas-balasan mereka menyanyikan bagi Tuhan nyanyian pujian dan syukur: "Sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya kepada Israel!" Dan seluruh umat bersorak-sorai dengan nyaring sambil memuji-muji Tuhan, oleh karena dasar rumah Tuhan telah diletakkan (Ezra 3: 10-11).
3.      Musik mengajarkan doktrin kepada gereja.
Dalam nyanyian dan musik terdapat pemebritaan Firman. Setiap nyanyian pasti mengandung pengakuan iman, sehingga mengajarkan pemahaman terhadap orang yang menyanyikannya dan kepada orang yang mendengarkannya. (Kolose 3: 16; Ulangan 31: 19).
4.      Musik mengandung pengakuan iman.
Musik membantu ingatan gereja dalam mengingat apa yang  Tuhan  telah perbuat. Hal ini adalah suatu yang penting, alasan kuat dari proklamasi gereja untuk setiap orang.
5.      Musik ialah tanggapan lahiriah terhadap rasa syukur dan pujian kepada Tuhan.
Bernyanyilah bagi TUHAN dengan nyanyian syukur, bermazmurlah bagi Allah kita dengan kecapi (Mazmur 147:7). Objek dari pujian dan ucapan syukur ini selalu kepada Tuhan bukan kepada manusia.
6.      Musik menyembuhkan, menenangkan, dan menghalau setan.
Dan setiap kali apabila roh yang dari pada Allah itu hinggap pada Saul, maka Daud mengambil kecapi dan memainkannya; Saul merasa lega dan nyaman, dan roh yang jahat itu undur dari padanya (I Samuel 16: 23). Mazmur, kidung pujian, dan nyanyian rohani menghibur dan memperkuat orang percaya pada waktu percobaan. Hal yang sama terjadi pada kisah Paulus dan Silas. “Tetapi kira-kira tengah malam Paulus dan Silas berdoa dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah dan orang-orang hukuman lain mendengarkan mereka” (Kisah Para Rasul 16: 25).
7.      Musik di dalam gereja hendaknnya dipimpin oleh orang yang trampil.
Orang yang memimpin musik dalam gereja bukan orang yang sembarangan, atau orang yang tidak memahami musik. Dengan demikian diperlukan orang yang terampil dan ahli dalam bidangnya. Seperti kenanya yang ahli dalan pengangkutan  maka dia dipilih sebagai kepala pengangkutan itu. Demikian juga pemain musik tidak dengan sembarangan, akan tetapi harus ahlinya.
Dari ketujuh poin itu, maka dapat disimpulkan bahwa musik yang dipahami Lutheran adalah musik yang diinginkan dan ditujukan untuk memuji dan memuliakan nama Tuhan, musik yang membutuhkan keahlian, pemahaman, dan tujuan tertingginya adalah menyampaikan Injil Kristus. Musik tidak hanya sekedar hasil atau maha karya seni yang tinggi. Pengajaran dunia mungkin saja membebaskan untuk menggunakan musik tanpa aturan, tetapi bagi gereja tidak.

Reflesksi Teologis / Saran / Kesimpulan / Aksi
Perkembangan musik di dalam kehidupan orang Kristen
Musik orang Kristen diperkirakan berawal dari musik sinagoge Yahudi, tetapi tehniknya diatur kemudian menurut kebiasaan Yunani. Memang lagu-lagu yang dipakai orang Kristen pada mulanya hanya berasal dari lagu-lagu Yahudi yang terdiri dari Psalm, akan tetapi selanjutnya bersatu dengan musik Yunani. Hal ini terjadi disebabkan banyaknya orang Yunani yang masuk Kristen, misalnya di Pilipi, Korintus, Galatia, dan Roma.
Berbicara tentang musik gerejani itu adalah suatu hal yang menyangkut kata-kata yang bernadakan firman Allah, atau yang bernadakan puji-pujian orang Kristen kepada Allah. Musik juga bernadakan khotbah penting, yang menyangkut pembangunan dalam umat Kristen saat ini. Musik orang Kristen terus berkembang yang akan melahirkan nilai-nilai baru. Musik itu seharusnya dikontekstualisasikan oleh umat Kristen di manapun berada, misalnya orang Kristen Batak seharusnya memanfaatkan alat-alat musik yang mereka miliki (seperti, garantung, gondang, tagading, odap, sarune, dan lain-lain)[8].
            Kehadiran musisi dalam penyembahan sangat diperlukan. Pada hari ketika Daud membawa tabut perjanjian Allah dan menaruhnya di tengah-tengah kemah, dia (Daud) menunjuk menteri-menteri bidang musik agar melayani di depan tabut itu. Para musisi harus memainkan musik, nyanyian syukur dan puji-pujian bagi Allah (I Tawarikh 16). Pada hari pertama saat penyembahan dari masa 33 tahun itu, setiap hari selama 24 jam, musik harus dimainkan oleh para musisi. Daud memberikan mazmur pertama ke tangan Asaf, salah satu pemain musik utama pada saat itu.
Memainkan musik secara benar adalah hal yang terpenting bagi para musisi, tetapi sering muncul pertikaian tentang alat-alat musik yang harus digunakan oleh musisi gereja. Para musisi harus mengevaluasi setiap alat musik yang dipergunakan dalam gereja.
            Seorang pemimpin musik adalah orang yang peduli terhadap jemaat. Ia (pemimpin musik) melihat bahwa keperluan orang banyak yang dilayani lebih penting dari keperluan diri sendiri. Mempedulikan jemaat itu berarti memberikan dorongan dengan penuh kasih supaya mereka mengikut pemimpin mereka mendaki gunung kehadiran Allah. Pemimpin musik tidak bekerja dengan tangan besi, tetapi dengan lembut mengarahkan umat kehadiran Allah.
            Pemimpin musik dan nyanyian harus memahami fungsi dari musik sebagai sarana untuk memuji dan memuliakan Tuhan. Pemimpin musik adalah para pekerja yang propesional yang ekstra hati-hati. Mereka perlu kreatif dalam usahanya memimpin musik demi mendukung apa yang hendak disampaikan oleh musik itu sendiri. Mereka (para pemimpin musi) adalah para pekerja propesional yang tidak bekerja dengan asal-asalan.
Dalam hal ini musik memberikan sumbangan yang penting. Berbagai nyanyian dan musik yang sesuai dengan tema liturgi akan membantu umat dalam memasuki misteri iman yang diragukan. Misalnya sebuah musik pembukaan yang tepat dan baik akan membantu umat memasuki perayaan liturgi dengan bersemangat. Musik dalam pemahaman jemaat non-musisi adalah memberi semangat untuk beribadah, membawakan hidup penyembahan dan sarana menghayati Firman Tuhan[9].
Setiap anggota jemaat mempunyai respon terhadap musik yang dimainkan dalam suatu kebaktian (penyembahan). Pada saat-saat tertentu, mungkin ada yang bertepuk tangan mengikuti irama, mungkin ada yang mengangkat kedua tangannya, mungkin ada yang memejamkan kedua matanya dan juga ada yang memandang ke atas sambil mengikuti irama musik. Masing-masing (jemaat) mencoba mengekspresikan jiwanya kepada Tuhan di dalam musik dan nyanyian.
Musik adalah suatu kesukaan bagi Allah karena itu Dia (Allah) memberikan kemampuan bermain musik bagi umat-Nya. Walaupun manusia telah jatuh dalam dosa dan terpisah dengan Allah, namun Allah melihat suatu potensi dalam dirinya-dia (manusia) adalah gambar Allah. Allah memberikan kemampuan bagi manusia untuk berkreasi bagi kemuliaan nama-Nya. Dengan demikian musik sebagai kreasi manusia harus memuliakan Allah. Musik mempunyai dasar teologi yang dengan jelas ditemukan dalam Alkitab ataupun kehidupan orang percaya sejak dahulu. Musik telah menjadi patner bagi umat Allah yang percaya. Dengan demikian musik adalahkebutuhan yang utama (primer) bagi umat Kristen yang mau tidak mau sudah dan akan mempengaruhi kehidupan mereka (umt Kristen) pada zaman dulu dan pada masa sekarang ini.
Pertanyaan yang mendasar tentang musik adalah apakah tujuan dan kegunaan musik itu sendiri, khususnya musik gereja. Tujuan musik gereja suatu hal yang sangat penting bagi perkembangan musik gereja untuk generasi selanjutnya. Tujuan mendasar dari musik adalah menyentuh berbagai dimensi dalam hidup manusia, khususnya dimensi spiritual. Tujuan musik ditetapkan berdasarkan bentuk dan isinya. Oleh karena itu Calvin M. Johanson membuat tiga kategori utama dari sekian banyak dari tujuan musik, yaitu[10]:
1.    Musik sebagai informasi tentang Firman Tuhan. Dalam musik ada syair-syair yang menginformasikan Firman Tuhan dan perkara-perkara besar serta keselamatan yang telah dikerjakan Tuhan
2.    Musik adalah persembahan bagi Tuhan. Musik itu adalah anugerah dari Allah oleh karena itu musik harus melayani dan dipersembahkan hanya bagi Tuhan
3.    Musik adalah sarana untuk memuji Tuhan. Musik hanyalah salah satu dari beberapa sarana yang dipergunakan untuk memuji kemuliaan Tuhan.
Salah satu tujuan utama dari musik gereja adalah untuk mengembalikan pujian kepada Allah. Musik harus bertumbuh dalan konsep yang baik dan objek dasarnya adalah Alkitab. Musik harus menghasilkan defenisi spiritual kehidupan di dalam Allah. Tidak dapat dipungkiri bahwa gereja berdiri adalah untuk keadilan, moral dan kekudusan, tetapi tujuan seperti ini adalah sulit di dalam prakteknya. Suatu cara yang efektif untuk mencapai tugas dari gereja adalah melalui musik, yaitu musik untuk keadilan, moral dan kekudusan. Umat Kristen harus percaya bahwa dalam musik (melodi, harmoni dan style) terdapat suatu konsep teologi.
Musik kekristenan adalah makanan rohani yang dengan sendirinya akan mempengaruhi pertumbuhan tubuh orang-orang kristen yang mendengarkannya. Allah menginginkan tubuh manusia selalu sehat oleh karena itu Ia (Allah) mempunyai vitamin-vitamin bagi kesehatan manusia. Ia menghendaki umat-Nya memakan “vitamin-vitamin rohani” seperti disiplin, ketulusan hati, tanggung jawab dan ketaat untuk menolong umat kristen bertumbuh makin kuat dan mengalami suatu kehidupan yang dipenuhi dengan kebahagiaan. Setiap orang perlu untuk memakan vitamin-vitamin mereka, namun kebanyakan dari umat kristen tidak dapat menelan vitamin-vitamin itu denga mudah. Suatu cara untuk mempermudah vitamin itu dapat ditelah dengan baik adalah dengan memcampurkannya dengan makanan yang enak, dalam hal ini adalah musik kristen. Allah menghendaki umat kristen untuk “berkata-katalah seorang kepada yang lain dalam mazmur, kidung puji-pujian, dan nyanyian rohani. Bernyanyilah dan bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati.” (Efesus 5:19; Kolose 3:16). Gagasan makanan rohani ini bukan merupakan suatu gagasan yang baru. Makanan rohani ini telah disebutkan berulang kali di dalam Alkitab.
Dalam Perjanjian Baru ditemukan pengajaran-pengajaran tentang Air Hidup, Roti Hidup dan Susu Rohani bagi bayi, demikian juga makanan rohani bagi orang kristen dewasa. Musik kristen seharusnya menjadi satu bagian dari diet rohani setiap orang percaya. Musik kristen seharusnya menjadi stu bagian dari diet rohani setiap orang percaya. Musik kristen yang benar adalah firman Tuhan atau prinsip-prinsip Alkitabiah yang ditempatkan pada suatu lagu. Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat mengajar, menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran” (II Timotius 3:16). Firman Allah adalah roti dan makanan rohani bagi roh orang kristen. Jadi tidak mungkinkah musik kristen dapat mempersiapkan hati pendengarnya untuk meneriakan perasaannya dan ketursterangan tanpa kompromi dari firman Tuhan. Itulah saat dimana musik Kristen itu menjadi makanan rohani. Hal seperti inilah yang dibicarakan oleh Efesus 5:19.
 Saat orang kristen membuat melodi dalam hatinya, mereka terbuka untuk memuji Dia (Kidung Puji-pujian), saling menguatkan hati (Mazmur), dan menjadikan suatu kesaksian (Nyanyian Rohani). Rasa yang manis dari musik Kristen yang baik yang disebutkan dalam Efesus 5:19 menyiapkan pendengarnya untuk memberi makanan terhadap jiwanya. Memainkan musik dan menyanyikan lagu-lagu rohani akan menolong umat kristen untuk melaksanakan firman Tuhan[11].
Sesungguhnya musik lebih banyak berperan dalam dimensi kerohanian atau keagamaan. Musik seharusnya mengangkat manusia kepada Allah, walaupun pada kenyataan sering musik disalahgunakan danmenjadi alat bagi kemuliaan iblis. Musik menyentuh perasaan dan menyentuh daya-daya dalam kehidupan jiwa manusia dan dapt mempengaruhi perasaan manusia menuju kebaikan atau kepada kejahatan. Misalnya saja dalam masyarakat yang dipengaruhi oleh magis, penyembahan berhala, musik penyembahan arwah nenek moyang. Perkembangan kerohanian suatu bangsa dapat dilihat dengan musiknya, misalny: orang negro selalu merenungkan pengalaman kerohanian mereka dalam musi. Mereka (negro) menyampaikan keluh kesah, derita, kerinduan dan cinta kasih mereka kepada Tuhan dan pengharapan akan pertolongan yang diungkapkan melalui musik[12].
Dalam perkembangan musik gereja pada masa sekarang (abad 21), ditentukan suatu arah dan tujuan yang akan dicapai oleh musik. Saat ini ada pengelompokan dibidang musik, yaitu musik yang Vertikal dan musik Horizontal. Musik Vertikal: adalah musik yang digunakan untuk berkomunikasi dan memuliakan Allah. Musik Horizontal: adalah juga untuk kemuliaan Allah, melalui komunikasi dan penyampaian misi kepada sesama manusia. Musik Vertikal lebih banyak ditampilkan dalam kebaktian resmi gereja dan musik Horizontal di luar gereja atau dalam perkumpulan-perkumpulan tertentu. Di dalam kedua musik ini terdapat satu tujuan yang sama yaitu: Pelayanan, Kesaksian dan Persekutuan. Umat percaya harus memahami musik bukan hanya suatu yang indah atau hiburan belaka, tetapi juga memahami makna yang ada di dalam musik itu sendiri[13].
Pujian dengan musik ditengah jemaat adalah untuk menyatakan kemuliaan Tuhan dihadapan orang-orang yang tidak percaya. Sesungguhnya ada orang yang mengunjungi, memperhatikan dan mendengar ibadah-ibadah penyembahan umat Kristen dan mereka akan memberikan penilaian sendiri. Musik dan ibadah orang kristen sering menjadi sorotan orang lain. Mereka (non-kristen) mengambil kesan dari apa yang mereka lihat. Tidak jarang mereka memberikan respon tersendiri terhadap apa yang mereka lihat dan dengar. Dengan musik dan nyanyian dalam ibadah orang yang belum percaya telah mendengarkan kesaksian dari iman orang-orang percaya[14].
            Betapa pentingnya musik sebagai sarana untuk bersaksi/ misi terus berkembang dalam kehidupan orang-orang Kristen. Hal seperti ini disadari oleh gereja, sehingga mereka menyertakan musik dalam penginjilannya. Kesadaran tentang pentingnya musik sebagai misi tidak hanya milik gereja tetapi orang-orang yang peduli terhadap kekristenan. Misalnya, di California ada suatu wadah yang mempersiapkan para musisi Kristen untuk menjadi seorang penginjil. Menurut mereka para musisi juga harus diperlengkapi untuk menjadi seorang yang siap bersaksi atas kemuliaan Allah. Mereka (para musisi) lebih senang disebut sebagai “Duta Musik Allah”, karena mereka bukan hanya bernyanyi, tetapi mereka berkhotbah, mengajar dan bersaksi tentang kemuliaan Allah. Musik yang mereka kembangkan adalah musik kontemporer. Musik kristen kontemporer ini terutama ditujukan untuk kepentingan misi dan bukan untuk ibadah di dalam gereja.
Ada bermacam-macam jenis musik yang dicoba untuk dikembangkan melalui musik Kristen kontemporer mulai dari irama pop, jazz, klasik, R&B, rock, heavy metal, acappella, bahkan musik rap. Pengembangan ini dilakukan oleh karena setiap jenis musik mempunyai penggemarnya sendiri. Adapun misinya sendiri disampaikan melalui lirik lagunya. Baik tentang pemberitaan Injil keselamatan, persatuan di dalam keluarga, hubungan kasih antara orang tua dan anak, anti aborsi, bahayanya hubungan free sex dan free love, obat bius, minuman keras, kasus abuse, keindahan alam ciptaan Tuhan maupun lagu-lagu tantangan misi untuk mengabarkan Injil, menjadi orang tua asuh bagi anak-anak terlantar, penanggulangan bencana alam, peperangan, kelaparan, dll. Apa yang dahulu tidak bisa disampaikan melalui musi ibadah gereja, sekarang bisa disampaikan secara leluasa melalui musi kristen kontemporer[15].
            Musik dan puji-pujian sangat membantu terbentuknya persekutuan, karena musik sangat berhubungan dengan hati dan pikiran[16]. Melalui musik dan bernyanyi dengan sendirinya dapat mempersatukan sebuah kelompok di dalam hal pikiran, kegiatan dan sikap; sebab bilamana sebuah kelompok menyanyikan sebuah lagu bersama-sama, mereka semua mengucapkan perkataan yang sama dalam musik yang sama.
Musik dan nyanyian adalah sarana alami yang menjadi sarana yang lebih ampuh untuk mempersatukan, misalnya: apa yang terjadi apabila orang percaya dari berbagai dominasi, latar belakang datang berkumpul untuk suatu pertemuan. Mereka tidak dapat berbicara tentang doktrin karena itu akan menciptakan perbedaan-perbedaan, begitu juga dengan struktur dan pemerintahan gereja dan mungkin hanya sedikit yang dapat dilakukan tentang itu. Namun ada suatu hal yang dapat lebih mudah dilakukan secara bersama-sama, yaitu serempak memuliakan Allah dalam nyanyian yang dipadukan dengan musik. Semua orang percaya mempunyai kesamaan dalam hal ini: mereka mengasihi Tuhan Yesus Kristus dan dapat mengekspresikan iman mereka bersama-sama di dalam musik. Tidak ada cara yang lebih baik untuk menikmati persekutuan antara orang-orang percaya diluar penyembahan bersama musik dan lagu (bnd. Maz. 86: 11)[17].
Pelayanan gereja artinya adalah meringankan beban dan menyembuhkan orang-orang yang lembah. Melalui musik gereja bisa memberikan pelayanan kesembuhan bagi jemaatnya, misalnya: musik dapat meringankan ketegangan syaraf dan memulihkan pikiran yang sedang lelah, itu sebabnya musik sering diperdengarkan oleh orang-orang yang mengadakan kunjungan pastoral ke rumah sakit. Musik juga dapat memberikan sukacita dan damai pada hati yang kecewa, itu sebabnya musik selalu dipakai dalam acara penghiburan terhadap korban suatu bencana[18].
Musik menjadi suatu sarana pelayanan kesembuhan. Dokter ahli dari Rumah Sakit Veteran di Lyons, New Jersey, memimpin sebuah proyek dalam terapi musik dan menemukan bahwa musik sangat manjur untuk menanggulangi ketegangan dan gangguan mental. Musik dapat menimbulkan rasa santai dan menenangkan orang-orang yang terganggu dalam pikiran dan cenderung suka melamun. Musik memberikan suatu keseimbangan dalam diri mereka.
            Musik adalah bahasa yang universal yang artinya musik tidak memandang usia, kaya atau miskin, namun setiap pribadi mempunyai selera musik yang berlainan. Misalnya, bisa saja musik anak-anak tidak disukai oleh orang muda atau orang tua, tetapi musik tetap akan melayani setiap pribadi. Musik adalah sarana yang paling tepat untuk pelayanan, karena musik bersentuhan dengan hati yang dipenuhi masalah dan pergumulan.

2.5. Peran Musik dalam Ibadah Kristen
            Seperti yang telah diungkapkan dalam pendahuluan, bahwa peran musik dilihat dari nilai kualitasnya bukan nilai kuantitasnya. Nilai kualitas yang dimaksud yaitu bahwa musik mempunyai pengaruh yang besar terhadap jiwa seseorang yang melakukan pujian dalam mengekspresikan perasaannya. Hal ini dikarenakan adanya unsur-unsur dalam musik yaitu irama, melodi dan harmoninya. Setiap unsur-unsur tersebut sangat mempengaruhi perasaan seseorang yang mendengarnya, baik dalam situasi yang gembira maupun berkabung.
            Musik dalam ibadah adalah musik gerejawi yang memiliki pengaruh, terlebih lagi telah dipadukan dengan teks-teks nyanyian. Dalam ibadah, dua hal ini merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Musik yang dikombinasikan dengan nyanyian jemaat adalah suatu unsur yang penting di dalam ibadah[19]. Nyanyian ini memiliki suatu nilai yang lebih besar dibandingkan dengan puji-pujian yang hanya melalui kata-kata tanpa disertai musik. Akan tetapi, hal ini tidak menghilangkan akan arti daripada puji-pujian tersebut, yaitu sebagai respon atau jawaban terhadap karya penyelamatan yang telah dilakukan oleh Allah. Musik dan nyanyian ini sekaligus juga sebagai pemberitaan tentang perbuatan Allah yang sungguh besar di dalam kehidupan manusia, yaitu mengasihi manusia, membebaskan manusia dari dosa.
            Peranan musik yang lain adalah sebagai media komunikasi antara seseorang dengan Allah di samping hal berdoa. Hal ini tampak di dalam lagu puji-pujian yang ada, di mana dalam teks-teks nyanyian terdapat suatu ekspresi dari perasaan seseorang dan juga janji-janji Allah terhadap manusia. Media komunikasi ini juga berperan dalam mengkomunikasikan perbuatan Allah terhadap orang lain. Dengan demikian, seseorang yang bermusik dan bernyanyi tidak hanya melakukan suatu komunikasi pribadi, tetapi juga melakukan suatu hubungan atau komunikasi dengan sesamanya manusia.


3. Refleksi Teologis / Saran / Kesimpulan
1. Refleksi Teologis
Musik dalam peribadahan seperti yang tertera dalam Mazmur 150 adalah salah satu seruan yang sangat jelas untuk umat Kristen, bahwa musik sangat berhubungan dengan peribadahan. Tidak ada batasan dalam menentukan jenis musik yang digunakan. Yang jelas, alat musik yang dipakai adalah untuk memuji Tuhan.
2. Saran
Setelah penyaji membuat studi kasus khususnya di Gereja Marihat dan perbandingan dengan beberapa gereja yang lain, penyaji menyarankan bahwa musik yang digunakan haruslah menimbulkan respon yang kuat dari jemaat. Sehingga jemaat merasa bahwa musik sangat penting dalam beribadah kepada Tuhan.
3. Kesimpulan
1. Musik adalah Media Komunikasi untuk menyampaikan rasa syukur kepada Tuhan.
2. Musik dalam ibadah tidak boleh dipisahkan. Musik mempunyai peran yang penting dalam peribadahan.
3. Musik yang baik adalah musik yang direspon oleh jemaat dengan nyanyian yang baik juga. 

























[1] Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga, (Jakarta : Balai Pustaka, 2002), hlm. 766.

[1] E. Nugroho (ed), Ensiklopedi Nasional Indonesia Vol. X, (Jakarta : PT. Cipta Adi Pustaka, 1990), hlm. 301.

[1] E. Martasudjita, Pr., Pengantar Liturgi, (Yogyakarta : Kanisius, 1999), hlm. 135.

[1] Richard C. Resch, Music: Gift of God or Tool of The Devil, dalam: Logia - A Journal of Lutheran Theology, Vol. III, (Jerman : Eastertide, 1994), hlm. 33.

[1] A.A. Sitompul, Dipintu Gerbang Pembinaan Warga Gereja 3, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1980), hal. 48.

[1] E. Martasudjita & J. Kristanto, Musik & Nyanyian Liturgi, (Yogyakarta: Kanisius, 2000), hal. 20

[1] Suara Pemenang, Musik Kristen Sebagai Makanan Rohani, n musik@hotmail.com

[1] Suara Pemenang, Musik Horisontal dan Vertikal, nmusik @hotmail.com

[1] Suara Pemenang, Musik Sebagai Alat Misi, nmusik@hotmail.com

[1] James F. White, Pengantar Ibadah Kristen, (Jakarta: BPK-GM, 2002), hlm.102.












[1] Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga, (Jakarta : Balai Pustaka, 2002), hlm. 766.
[2] E. Nugroho (ed), Ensiklopedi Nasional Indonesia Vol. X, (Jakarta : PT. Cipta Adi Pustaka, 1990), hlm. 301.
[3] E. Martasudjita, Pr., Pengantar Liturgi, (Yogyakarta : Kanisius, 1999), hlm. 135.
[4] Willi Appel, Harver Dictionary of Music, (Cambridge: Harvard University Press, 1972), hlm.548.
[5] Ignas Bethan, “Music” dalam Ensiklopedi Nasional Indonesia, jilid.10, (Jakarta: Cipta Abadi Pusaka, 1990), hlm.413-414.
[6] N. Hillyer, Ensiklopedi Alkitab Masa Kini, Jilid I (A-L), (Jakarta: YKBK-OMF, 1992), hlm. 409.
[7] Richard C. Resch, Music: Gift of God or Tool of The Devil, dalam: Logia - A Journal of Lutheran Theology, Vol. III, (Jerman : Eastertide, 1994), hlm. 33.
[8] A.A. Sitompul, Dipintu Gerbang Pembinaan Warga Gereja 3, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1980), hal. 48.
[9] E. Martasudjita & J. Kristanto, Musik & Nyanyian Liturgi, (Yogyakarta: Kanisius, 2000), hal. 20
[10] Calvin M. Johanson, Op. Cit., hal. 13-15
[11] Suara Pemenang, Musik Kristen Sebagai Makanan Rohani, n musik@hotmail.Com
[12] Musik lebih berperan dalan kerohanian. Musik diperuntukkan untuk menjadi alat ekspresi untuk menyatakan cinta kasih kepada Tuhan dan untuk menyatakan cinta kasih kepada sesame manusia. Bnd. J. Verkuyl, Op. Cit., hal. 128
[13] Suara Pemenang, Musik Horisontal dan Vertikal, nmusik @hotmail.com
[14] Bob Sorge, Op.Cit., hal. 95
[15] Suara Pemenang, Musik Sebagai Alat Misi, nmusik@hotmail.com
[16] Mempersatukan jemaat diartikan sebagai keaktifan jemaat secara menyeluruh dalam peribadahan melalui musik dan nyanyian untuk membangkitkan ekspresi hatinya dalam kebaktian. Hal yang diutamakan dalam ibadah bukan hanya suara atau bunyi musik, tetapi suara kebersamaan. Diharapkan semua jemaat bernyanyi sesuai dengan irama lagu yang telah ditentukan. Disamping itu harus diingat bahwa jemaat bukan dating hanya untuk bernyanyi dengan sesuka hatinya, tetapi ada irama persekutuan yang harus diikuti. Bnd. A.A. Sitompul, Bimbingan Tata Kebaktian Gereja, (Pematangsiantar, 1993), hal. 103-104
[17] Bob Sorge, Op. Cit. hal. 91-92
[18] Lamar Boschman, Op. Cit. hal. 42
[19] James F. White, Pengantar Ibadah Kristen, (Jakarta: BPK-GM, 2002), hlm.102.

Tafsir Zefanya terbaru



HERMENEUTIK PERJANJIAN LAMA
ZEFANYA 3: 16-20

I.   ANALISIS TEKS
    1.1 Kritik Teks
          Dalam catatan kaki yang berlambang a pada ayat 16 dan 17 adalah ayat 16 yang berikut (tunggal) ditambahkan dan masih dipertanyakan?. Menurut saya sebagai penafsir, bahwa pernyataan yang dimuat dalam catatan kaki yang berlambang a pada ayat 16 dan 17 yang masih dipertanyakan itu tidak jelas dasar dan prinsip yang hendak dijelaskan dan disampaikan.
          Dalam catatan kaki yang berlambang b pada ayat 17 adalah demikianlah kodeks Leningrad dari perjanjian lama Ibrani, (naskah) banyak (naskah) satu atau beberapa naskah-naskah PL Ibrani abad pertengahan dan satu atau beberapa edisi penerbitan perjanjian lama Ibrani dituliskan . Saya sebagai penafsir menolak penambahan akhiran pada catatan kaki yang dibuat di atas karena tidak mungkin Yerusalem itu menggunakan ata engkau dan terlalu jauh kata penunjuknya pada Yerusalem, atau dengan kata lain bahwa kata engkau ini tidak langsung.
          Dalam catatan kaki yang berlambang c pada ayat 17, merupakan barangkali atau mungkin yang pertama dituliskan kata  אה שּׁדּח, bandingkanlah dengan terjemahan Yunani “septuaginta”(LXX, karena menurut surat aristeas dikerjakan oleh 72 Ypenerjemah pada masa kerajaan Mesir ptolomeus II, Filadelpias, 285-246 sM)…dst dituliskan kata κάινέι σε έν . Terjemahan Siria (pesyita) yang disusun menurut keselarasan saksi-saksi. Jadi saya sebagai penafsir menolak kata yang dicantumkan di dalam catatan kaki karena tidak cocok dengan kalimat di depannya dan mempunyai arti yang sangat berbeda.
          Dalam catatan kaki yang berlambangn a pada ayat 18 adalah terjemahan yunani “septuaginta” (LXX, karena menurut surat aristeas dikerjakan oleh 72 penerjemah pada masa pemerintahan Raja Mesir Ptolomeus II, Piladelpus, 285-246 sM)…dst, (terjemahan latin kuno menurut terbitan P. Sabatier atau menurut vetus Latina, dituliskan kata ώς έν ημέρα έορτης dan dituliskan pertama יןם  מןעד dan hubungkan lah dengan kodeks kairo pada ayat 17). Jadi saya sebagai penafsir menolak kata yang diusulkan dalam catatan kaki berlambang a pada ayat 18 karena tidak berpengaruh atau tidak cocok dengan kalimat yang di depannya, yang tercantum di dalam naskah BHS.    
          Dalam catatan kaki yang berlambang b pada ayat 18-20 ditambahkan. Jadi saya sebagai penafsir menolak peryataan yang dicantumkan dalam kata catatan kaki ini karena tidak jelas apa yang hendak disampaikan.
          Dalam catatan kaki yang berlambang c pada ayat 18 adalah teks yunani asli yang dituliskan kata τούς συντετριμμενους sama dengan kata מם  jadi saya penafsir menolak kata   tercantum dalam catatan kaki yang berlambang c pada ayat 18 karena tidak sesuai dengan kalimat yang ada di depannya.
          Dalam catatan kaki yang berlambang d pada ayat 18 adalah rusak; terjemahan Yunani dari perjanjian lama (septuaginta) LXX, karena menurut surat aristeas dikerjakan 72 אאpada masa pemerintahan raja mesir ptolomeus II Filadelfus, 285-246 sM, dituliskan οίαί, τις έλαβεν έπ   αύτήν   sama dengan  מי נָשָא  יה  dipertanyakan. Terjemahan Siria (pesyita) yang disusun menurut keselarasan   saksi-saksi sama dengan  עלי נשאם וּיּהָ kemudian diusulkan kata עליו אתםיּהַ Jadi saya sebagai penafsir menolak kata yang dicantumkan dalam catatan kaki yang berlambang d apada ayat 18 karena tidak berpengaruh pada kata yang ada di depannya di dalam ayat tersebut.
          Dalam catatan kaki yang berlambang  a pada ayat 19 bandingkanlah dengan catatan kaki yang berlambang b pada ayat 18. saya sebagai penafsir menyatakan bahwa catatan kaki yang berlambang a pada ayat 19 tidak ada hubungannya dengan catatan kaki yang berlambang b pada ayat 18 dan pada ayat 19 merupakan suatu kelanjutan akan karya penyelamatan Allah atas yerusalem yang mana dalam ayat 19 dikatakan “sesungguhnya” yang merupakan kepastian akan penyelamatan dari ayat 18.
          Dalam catatan kaki yangn berlambang b pada ayat 19 barangkali dia menyisipkan kata, כָלָה   bandingkanlah dengan targum (terjemahan teks ibrani dalam bahasa aram). Menurut A. Sperber atau menurut P. de Lagarde (kitab-kitab suci berbahasa aram, 1873). Saya  sebagai penafsir menolak catatan kaki ini karena tidak ada pengaruhnya atau tidak ada hubungannya atau kata tersebut barangkali kata dari teks yang lain.
          Dalam catatan kaki yang berlambang c pada ayat 19 apakah ditambahkan ? saya sebagai penafsir menyatakan bahwa barangkali ditambahkan untuk mempertegas kata yang ada di depannya, ataupun tidak ditambahkan yangn kemungkinan merupakan catatan asli dari teks tersebut.
          Dalam catatan kaki yang berlambang d pada ayat 19 adalah diusulkan oleh ahli dengan kata  ם תב ש - את    י בוּשׁ ב bandingkanlah dengan kata yang berlambang b pada ayat20. saya sebagai penafsir telah membandingkan kata yang terdapat dalam catatan kaki tersebut dan ternyata tidak ada persamaan dan sangat berbeda, dimana dalam catatan kaki yang berlambang d pada ayat 20 telah saya terjemahkan dikatakan disana “mengangkat, mengumpulkan tawanan secara bergiliran” sementara dalam teks dikatakan “pada waktu” yang menyatakan akan, yang berarti rencana akan berlangsung dan sangat berbeda pengertian antara bergiliran dengan pada waktu itu. Bergiliran berarti sudah berlangsung, sedang pada waktu itu berarti belum jelas kapan waktunya dan apa yang akan dilakukan.
          Dalam catatan kaki berlambang  a pada ayat 20 adalah bandingkanlah dengan lambang b pada ayat 18. saya sebagai penafsir telah membandingkan bahwa kata dalam catatan kaki pada ayat 20 dengan lambang a (pada waktu itu) dengan kata yang terdapat dalam catatan kaki yang berlambang b pada ayat 18 (mengumpulkan) tidak ada hubungannya.
          Dalam catatan kaki yang berlambanng b pada ayat 20 dituliskan kata ץק א  א י הִ הַ  ת עֵ בָוּ , saya sebagai penafsir menolak kata yang dicantumkan dalam catatan kaki karena tidak terlalu  berpengaruh dengan kata yang terdapat dalam teks.
          Dalam catatan kaki yang berlambang c pada ayat 20 adalah dengan beberapa, satu atau beberapa naskah PL Ibrani abad pertengahan, terjemahan Yunani “septuaginta” (LXX, karena menurut surat aristae dikerjakan oleh 72 penerjemah pada masa pemerintahan raja mesir ptolomeus II filadelfus, 285-246 sM), terjemahan Siria (pesyita) yang disusun menurut keselarasan saksi-saksi. Terjemahan latin vulgate (yang tersebar umum) yanmg diterjemahkan oleh Hieronymus (345-420) dari bahasa Ibrani ke bahasa Latin, dituliskan kata   ם כ ת. Saya sebagai penafsir menolak kata yang diusulkan dalam catatan kaki ini karena tidak mengikuti sistematika di dalam rumusan yang terdapat dalam tulisan Ibrani dan tidak berpengaruh pada teks yang di atas.


 
  1.2    Uraian Kata
   Dikutip dari buku analitycal Hebrew dengan uraian kata demi kata sebagai berikut ini:
~AYæB;                     B particle preposition   h; particle article   ~Ay noun .mas. sing. Abs , hari itu
aWhêh; h; particle article   aWh pronoun  3 mas sing, dia berkata  
rmEïa'yE  rma verb niphal imperf  3 mas sing, dia berkata  
~Øil;Þv'Wr)yli   l particle preposition   ~Øil;v'Wry> noun, Yerusalem   
yair"_yTi-la  la; particle adverb   ary verb qal imperfect 2 fem sing, menjadi takut  
!AYàci !AYci noun, Zion   
WPïr>yI-la;   la; particle adverb   hpr verb qal imperf 3 mas, not slacken  
`%yId")y" dy" noun . fem. dual constr. Suffix. 2 fem.sing, tangan  
hw"ôhy>                               hwhy noun, yahweh   
%yIh:±l{a ~yhil{a/ noun.mas plur. constr suffix 2 fem sing, Tuhan 
$BEßr>qiB. B particle preposition   br,q, noun  mas sing const suffix 2  fem sing, inward,  
rABæGI rABGI  mas sing abs, kuat  
[:yvi_Ay  [vy verb hiphil imperf 3 mas sing, menumpulkan  
fyfi’y"   fwf verb qal imperf 3 mas sing, bersukacita  
%yIl;ø['        l[; particle preposition suffix 2 fem.sing, berlawanan, di dalam  
hx'ªm.fiB. B particle preposition   hx'm.fi noun  fem sing, menikmati   
vyrIx]y: vrx verb hiphil imperf 3 mas sing, dia berdiam diri    
Atêb'h]a;äB   B particle preposition   hb'h]a; noun fem sing const suffix 3 mas sing, dalam   kasihnya   
lygIïy"   lyg verb qal imperfect 3 mas sing,untuk bersuka cita  
%yIl:ß['  l[; particle preposition suffix 2 fem sing,  
hN")rIB.  B particle preposition   hN"rI noun. fem sing abs  
ygEôWn     hgy verb niphal participle mas plur const

d[e²AMmi  !mi particle preposition   d[eAm noun masc sing abs  
yTip.s;Þa' @sa verb qal perfect 1 sing 
%MEåmi !mi particle preposition suffix 2 fem sing, dari
Wy=h'  hyh verb qal perfect 3 plur, menjadi pantas  
taeîf.m   taef.m; noun  fem sing abs , burden 
%yIl;ø['  l[; particle preposition suffix 3 fem sing , di dalam 
hP'(r>x   hP'r>x, noun  fem sing abs, tidak menjadi malu  
ynIïn>h   hNEhi particle interjection suffix 1 sing,  to be grieved
hf,²[o     hf[ verb qal part mas sing abs, di dalam  
-ta,    tae particle, pada  
%yIN:ß[;m.-lK'           lKo noun mas sing constr   hn[ verb piel mas plur constr suffix 2 fem sing 
t[eäB'     B particle preposition   h; particle article   t[e noun sing abs  
ayhi_h;   h; particle article   ayhi pronoun  3 fem sing  
yTiä[.v;Ahw           w particle conjunction   [vy verb hiphil sing  
h['ªleCoh;-ta tae particle    h; particle article   [lc verb qal  fem sing abs
hx'D"NIh;w     w particle conjunction   h; particle article   xdn verb niphal participle fem sing abs  
#Beêq;a]  #bq verb piel imperfect 1 sing  
hx'D"NIh;w>   w particle conjunction   ~yf verb qal  perfect 1 sing suffix 3 mas plur  
hL'ähit.li     l particle preposition   hL'hiT. noun fem sing abs  
~veêl.W     tv,Bo noun  fem sing const suffix 3 mas plur 
#r     B particle preposition   lKo noun  mas sing cons   h; particle article   #r,a, noun  fem sing abs  
~T'(v.B'   tv,Bo noun  fem sing const suffix 3 mas plur  
t[eÛB'     B particle preposition   h; particle article   t[e noun  sing abs  

ayhih;      h; particle article   ayhi pronoun 3 fem sing
aybiäa     awb verb hiphil imperfect 1 sing  
~k,êt.a    tae particle  suffix 2 mas plur  
t[eÞb'W    w particle conjunction   B particle preposition   h; particle article   t[e noun sing abs  
yciäB.q     #bq verb piel infinitive const suffix 1 sing 
~k,_t.a, tae particle suffix 2 mas plur
!Te’a,-yK   yKi particle conjunction 2   !tn verb qal imperf 1 sing  
~k,øt.a,   tae particle suffix 2 mas plur
~veäl   l particle preposition   ~ve noun c mas sing abs
hL'ªhit.liw     w particle conjunction   l particle preposition   hL'hiT. noun fem sing abs  
lkoB.    B particle preposition   lKo noun mas sing const 
yMeä[;       ~[; noun mas plur constr  
#r    h; particle article   #r,a, noun  fem sing abs 
ybióWvB.   B particle preposition   bwv verb qal const suffix 1.-ta,  tae particle
~k,²yteWbv  tWbv. noun fem plur constt suffix 2 mas plur  
~k,ÞynEy[el      l particle preposition   !yI[; noun constr suffix 2 mas plur  
rm:ïa'      rma verb qal perfect 3 mas sing, berkata
hw")hy>      hwhy noun,Yahweh [1]








    1.3   Terjemahan
  • Terjemahan Bahasa Inggris
 Zephaniah 3:16
In that day it shall be said to Jerusalem, Fear thou not: and to Zion, Let not thine hands be slack.
 Zephaniah 3:17 The LORD thy God in the midst of thee is mighty; he will save, he will rejoice over thee with joy; he will rest in his love, he will joy over thee with singing.
 Zephaniah 3:18 I will gather them that are sorrowful for the solemn assembly, who are of thee, to whom the reproach of it was a burden.
 Zephaniah 3:19 Behold, at that time I will undo all that afflict thee: and I will save her that halteth, and gather her that was driven out; and I will get them praise and fame in every land where they have been put to shame.
 Zephaniah 3:20 At that time will I bring you again, even in the time that I gather you: for I will make you a name and a praise among all people of the earth, when I turn back your captivity before your eyes, saith the LORD.

  • Terjemahan Bahasa Indonesia
Zephaniah 3:16 Akan tiba saatnya orang-orang akan berkata nanti, "Hai Yerusalem, janganlah takut dan tawar hati.
 Zephaniah 3:17 Kamu dilindungi oleh TUHAN Allahmu yang perkasa. Kamu menang karena kuasa-Nya. TUHAN gembira dan bersukacita karena kamu, dalam kasih-Nya diberi-Nya kamu hidup baru.
 Zephaniah 3:18 Karena kamu, Ia bernyanyi gembira seperti orang yang sedang berpesta." Kata TUHAN, "Malapetaka yang mengancam kamu Kutiadakan. Kehinaanmu telah Kuhapuskan.
 Zephaniah 3:19 Masanya akan datang penindasmu Kuhancurkan, dan orang pincang Kuselamatkan; semua buangan Kubimbing pulang. Kehinaan mereka Kuubah menjadi kehormatan; di mana saja, bahkan di seluruh bumi, mereka akan dimuliakan dan dipuji.
 Zephaniah 3:20 Masanya akan datang, pendudukmu yang terpencar Kubimbing pulang. Kamu Kubuat tenar di seluruh muka bumi, dan kemakmuranmu akan Kupulihkan lagi." TUHAN telah berbicara.



  • Terjemahan Bahasa Batak
Sepania 3: 16
Di ari na sasadai, dohonon ni halak ma tu Jerusalem: unang ho mabiar ale Sion! Unang palenduk tanganmu.
Sepania 3: 17
Ai Jahoba Debatam do di tonga-tongami, ulubalang silehon tua do ibana. Marlasni roha si tutu ibana mida ho, hohom ibana di bagasan haholongon  ni rohana; marolop-olop ibana mardongan pujipujian mida ho.
Sepania 3: 18
Halak na gondok roha, angka na holang sian luhutan I, papunguonku do; marharoroan sian ho do nasida, angka na nidondonan ni haurahon na sailaon.
Sepania 3: 19
Ida ma marlulu ma ahu di tingki na sasada i, dompak sude angka na mangarupa ho; pamalumonku ma halak na mengkat, jala papunguonku halak na pinabali, jala bahenonku nasida gabe pujipujian, jala marbarita di saluhut tano haurahon nasida na sailaon.
Sepania 3: 20
Di tingki na sasada i togihononku ma hamu mulak tu tanomu laos papunguonku ma hamu disi. Ai bahenonkuma hamu marbarita jala gabe hamuliaon di tongatonga ni saluhut angka bangso ni tano on, ia dung hupaulak angka na tarbuang sian hamu tu jolo ni adopanmuna ninna Jahowa.


II.                ANALISIS BENTUK
1)            Analisis sastera
          Teks Zefanya 3:16-20 merupakan suatu pemberitaan dimana Yahweh akan menyelamatkan Yerusalem dan sisa Israel. Teks Zefanya berasal dari sumber Deuteronomist (D). sumber Deuteronomist ditulis sekitar abad ke-7 sM . Ada keyakinan para ahli bahwa sumber ini berasal dari Israel utara. Perkembangan sumber deuteronomist selalu atau biasanya dihubungkan reformasi kebaktian yang diadakan oleh raja Yosia pada tahun 622 sM . Dan yang jelas nabi Zefanya bekerja pada masa/zaman pemerintahan raja Yosia    bin Amon (639-609). Sumber ini mendorong dilakukannya reformasi Yosia(622-611sM) disebut juga dengan reformasi deuteronomist. Ini dipicu oleh suatu situasi yakni ditemukannya gulungan kitab Ulangan. Peranan Daud, kota Yerusalem dan bait Allah di Yerusalem, mendapat perhatian besar di dalamsejarah deuteronomist. Pembaharuan yang dilakukan raja Yosia(reformasi deuteronomist), menekankan dan menempatkan peranan bait Allah di Yerusalem sebagai satu-satunya pusat peribadatan di Israel. Begitulah Yerusalem mendapat peranan yang penting sebagai tempat dan pusat kegiatan agama di seluruh daerah di Israel.[2] Seluruh hasil karya penulis deuteronomist kita terus-menerus menemukan peringatan tentang bahaya kalau bangsa Israel itumenjadi sama denagan bangsa-bangsa lain. Motivasi serta tujuannya adalah panggilan Israel untuk mewujudkan secara penuh peranannya sebagai umat suci milik Yahweh. Sumber deuteronomist sangat mementingkanpemusartan kebaktian dalam kota Yerusalem.[3] Demikianlah kita harus mengasumsi bahwa sumber deuteronomist tidak sampai kepada kita dalam bentuk asli tetapi pengubahan ini adalah suatu opini yang sangat dalam dari mayoritas sekolah-sekolah. Tetapi opini yang berbeda dari pertanyaan kepada deuteronomist yang asli sangat disukai dan bagaiman bentuk dari kitab yang telah datang.[4] Demikianlah perdebatan sebagai pengatur dan kesimpulan dari pemberitaan dari ganjaran dan penghukuman dan tidak dapat disangkal telah kelebihan beban dan sumber deuteronomist menjadi diwibawakan sebagai kitab hukum. Kita percaya bahwa deuteronomist dengan periode masa Yosia meyakinkan hasil penelitian dari pencarian, yang memberikan kepada penafsiran homiletika dari penyembahan kuno dan bentuk yang diberi tanda.[5]  
Zefanya sejalan dan segaris dengan para nabi yang berasal dari selatan. Yaitu bersama Amos dan Yesaya yang memusatkan perhatian pada sisa-sisa, hari Tuhan, dosa dan kesucian. Bagian-bagian lain menghubungkan dia dengan Amos yaitu “carilah Tuhan” (Am. 5:4-6,14-15; Zef. 2:3) dan kebiasaan menggunakan bentuk kutukan (Am. 5:11; Zef. 1:13). Keunikan gaya lainnya dari Zefanya digambarkan mengenai kemarahan Tuhan yang mencolok dalam Hosea dan Mikha (Zef. 3:7a). Zefanya menunjukkan suara keras sehubungan dengan datangnya hari Tuhan (1:14-16) dan keberanian berbicara kepada keluarga raja. Demikian juga dengan susunan kitab ini sama dengan kitab nabi-nabi dalam Alkitab.

2)            Analisis Hadis Lisan
Kitab Zefanya adalah kitab ke-9 dalam nabi-nabi kecil.Nama Zefanya yang berarti "Tuhan menyembunyikan". Mungkin menunjukkan bahwa ia lahir masa kekejaman Menasye, yang mencurahkan darah orang yang tidak bersalah. Ia berbicara terutama mengenai hari Tuhan yang telah lebih dulu muncul dalam nubuat-nubuat Amos (Am 5:18-20), namun Zefanya menjadikan hari Tuhan sebagai pusat amanat pemberitaannya.
Ketika Zefanya menayampaikan nubuatannya mungkin lama masanya sebelum semuanya itu dituliskan. Walaupun keagamaan di Yehuda sangat merosot pada abad ke-7, namun ada juga gerakan yang kuat yang tetap setia kepada Yahweh. Para nabi masih mempunyai murid di beberapa daerah Yehuda. Sehingga disanalah pemberitaan nabi itu diingat dan disimpan[6]. Ada juga pengikut-pengikut Yahweh yang setia di kalangan istana Yerusalem, maka pemberitaan Zefanaya jelas merupakan kelanjutan dari pemberitaan nabi-nabi besar. Seperti nabi Amos, Zefanya juga memberitakan hari Yahweh , dan seperti Yesaya dia mengharapkan keselamatan pada masa mendatang (Zef. 2:3; 3:12). Rupanya Zefanya hidup pada masa pemerintahan raja Yosia, karena pengaruh mazhab Ulangan belum nampak pada kitab Zefanya.

3)            Analisis Tradisi
Penantian hari Tuhan yang disampaikan oleh nabi Zefanya, juga digunakan oleh nabi yang lainnya seperti nabi Yesaya dan nabi Habakuk ketika mengantisipasi penggenapan nubuatan (bnd. Yes. 8:17; Ha. 2:3). Penggenapan peristiwa yang diprediksi oleh para nabi membenarkan mereka di tengah umat senegaranya. Sehingga penantian merupakan pembenaran dari nabi. Seperti Yesaya mengaitkan kata-kata penantian itu secara bersama-sama (Yes. 8:16-17)[7]. Dari ucapan-ucapan yang ada di sekitar teks itu maka Zefanya juga mencatat dan menyusun amanat-amanatnya sendiri.

4)            Analisis Sejarah peredaksian
Kemungkinan kitab ini pertamanya berbentuk lisan dan kemudian dituliskan dalam waktu yang lama sampai kedalam bentuknya yang sekarang[8]. Dapat dikatakan bahwa kitab ini diredaksi pada masa berlangsungnya reformasi Yosia, dan tidak mungkin berlanjut pada kejatuhan Niniwe, karena tidak dicantumkan bahwa dia memperhatikan kejatuhan kota itu. Kitab ini mungkin disunting oleh nabi itu sendiri atau salah seorang penggemarnya.[9]
Tidak mustahil pula untuk mengatakan bahwa nubuatan nabi Zefanya ditambah dengan nubuatan dari zaman pembuangan oleh orang yang menyusun surat ini[10]. Akhirnya berita Zefanya ini dikumpulkan dalam satu kitab sesudah Yerusalem jatuh.[11] Sehingga penafsir lebih condong untuk menempatkan nubuatan yang disampaikan oleh nabi Zefanya berada pada masa sebelum pembuangan. Karena Zefanya bernubuat pada masa Yosia.

5)            Analisis Bentuk
Zefanya disebut juga sebagai nabi Amos kedua, karena ia datang dengan membawa kotbah pertobatan yang sungguh-sungguh dari hari hukuman yang akan datang. Ia bertindak dengan keras terhadap keburukan umat Allah itu baik dalam hal ibadah  maupun dalam hal kemasyarakatan. Ia mengancam dan menegur tetapi akhirnya ia memberikan penghiburan juga. Umat itu akan dibersihkan karena hukuman itu, sehingga mereka akan tinggal dengan rendah hati dengan takut kepada Tuhan. Sehingga dengan demikian Ia menjadi raja dari suatu umat yang kudus dan yang akan mendapat keselamatan Tuhan.[12]
Bentuk/jenis nubuatan yang disampaikan oleh Zefanya adalah nubuatan keselamatan, nubuatan ucapan celaka dan nubuatan terhadap bangsa lain. Zefanya hidup antara masa Yesaya dan Yeremia, yaitu sepanjang pemerintahan Manasye, dimana pada masa itu rakyat tidak memperoleh keadilan dan pada masa itu sering terjadi kekerasan. Zefanya adalah seorang nabi yang diperkirakan berasal dari keturunan raja (1:1). Nabi Zefanya tampil sebagai nabi pada masa kekuasaan raja Yosia yaitu pada sekitar tahun 640-600 sM yaitu setelah kejatuhan kerajaan Asyur. Pemberitaan nabi Zefanya dipengaruhi oleh nabi Amos dan Yeremia. Pemberitaanya sangat menekankan akan datangnya hari Tuhan, sehingga dalam khotbahnya dia menuntut pertobatan dari bangsa Yehuda.[13]

6)            Situasi Historis/Pendekatan literatur sosio antropologi
Menjelang akhir pemerintahan Hizkia tahun 715-686 sM, ia digantikan oleh anaknya yang bernama Manasye yang mengubah kebijakan politik yang ainti Assyur. Manasye memasukkan kritis kesuburan ke Bait Suci ke Yerusalem (2Raj.21:7). Tradisi para rabi berpendapat bahwa Yesaya dibunuh pada waktu itu. Zefanya mungkin yang pertama kali berbicara melawan perbuatan keji (2Raj.21:2), pada masa permulaan pemerintahan Yosia (640-609 sM). Masih ada keadaan lain yang tiak hanya memungkinkan bangkitnya kembali kenabian tetapi juga mrupakan latar belakang dari kebangkitan kosmis bagi gaya sastra Zefanya, yaitu kejatuhan kerajaan Assyur. Setelah Ashurbanipal raja Assyria meninggal pada tahun 631 sM, maka dominasi Assyria yang cukup lama itupun berakhir. Dua raja pengganti Ashurbanipal tidak memiliki kemampuan dan kecakapan seperti pendahulunya. Maka keruntuhan Assyria pun tidak dapat dielakkan. Dua kota utama Assyria yaitu : Assyur dan Niniwe jatuh ke tangan Koalisi Babel (614 sM) dan Medes (612 sM). Pertahanan terakhir Assyria di Haran pun jatuh pada tahun 609 sM. Dengan demikian musnahlah kerajaan Assyria yang pernah jaya raya itu. Beberapa tahun sebelum Masehi, Yosia memanfaatkan kelemahan Assyria. Yosia tidak hanya mengembalikan kemerdekaan Yehuda, tapi juga merebut kembali beberapa wilayahnya yang telah hilang.[14]
Reformasi Yosia tidak hanya membersihkan Bait Allah dan secara penuh mengembalikan ibadah secara murni kepada Allah. Reformasi tersebut juga mengadakan pembatasan pada ibadah persembahan korban, dimana ibadah tersebut harus dilakukan di suatu tempat saja yaitu di Bait Allah Yerusalem. Semua tempat ibadah dan tempat persembahan korban di Yerusalem di binasakan. Dengan demikian hanya ada di suatu tempat ibadah dan pusat kegiatan agama, yaitu Bait Allah di Yerusalem. Maka dengan itu kehidupan nasional bangsa Yehuda pun dibangun kembali dan sejauh mungkin di sesuaikan dengan tradisi Israel kuno. Nabi Yeremia pun menganggap raja Yosia sebagai seorang raja yang melakukan keadilan dan kebenaran, serta mengadili perkara orang sengsara dan orang miskin dengan adil (Yeremia 22:15,16). Latar belakang historis khotbah Zefanya harus ditempatkan pada permulaan pemerintahan raja Yosia.[15]
·               Bidang Sosial
Kita telah melihat bahwa kitab Zefanya adalah berasal dari pemberitaan sumber deuteronomist yang ditulis sekitar abad ke-7 yang mana kerajaan Israel saat itu dipimpinoleh raja Yosia(639-609). Yosia masih berumur 8 tahun ketika dia menjadi raja. Ibunya bernama Yedida saudara dari Adaya dari Basqath. Dia adalah anak dari Amon cucu dari manasye. Dan suatu hukum dari kebaikannya adalah bersumber dari Yahweh yang berjalan sesuai dengan dari daud bapanya, dan dia tidak menyimpang. Laporan dari pemerintahannya hamper seluruhnya berpusat pada reformasi keagamaan secara menyeluruh yang dilancarkan sendiri. Puncak dari reformasinya adalah adalah dicapai pada tahun ke-18tahun pemerintahannya, wakut kitab taurat ditemukan hilkia, imam besar di bait suci. Ada kemungkinan bahwa rajan Yosia bekerja bersama-sama dalam meningkatkan kelahiran- kebudayaan di Yerusalem yang dimulai dalam umur ke-12 tahun dari pemerintahannya(628). Saat itu adalah kemunduran dari kerajaan Asyur yang menjadi pernyataan dari tawarikh33:8 yang maana pendekatan Yosia menginisialkan aktivitas dari Geba sampai bersheba. Dalam laporan kitab tawarikh dikatakan dua tahapan reformasi tahun 628-622, terlihat sesuatu untuk memelihara fakta yang penting, bahwa reformasi keagamaan mempunyai tahap-tahap, yang pertama pembersihan dari tempat-tempat ibadahyang denagan segera terhapus/hancur dari Yerusalem(hilang),kemudian pusat-pusat kebudayaan lokal yang menghilang dari Yehuda, kemudian memasukkkan keagamaan yang dibawa dari Hezekiah melalui Sennaherib dan sekarang masukbersama Judah, ketika Asyur mengalami suatu kemunduran.tahap yang kemudian trlihat kumpulan danmenemukandari kitab-hukum dan perjanjian.[16]      
         Hal ini juga dikatakan oleh Harrison bahwa Yosia telah sukses dalam pemerintahannyadimana memakan waktu kira-kira 609 sM. Dia memulai sebuah program dari reformasi keagamaan yang dimulai dari penghancuran tempat-tempat suci penyembahan berhala kanaan dan pembaharuan dari peribadatan kepada Yahweh, dan ini dimulai dari seruan nubuatan para nabi, imam, dll. Ini nampak dari penghancuran tempat penyembahan berhala kanaan secara besar-besaran dan pemusatan keagamaan di Yerusalem. Agama majusi dari Manasehdan Amon dilarang, dan ritual api Molokh di lembah dari Hinnam yang bergejolak.[17] Tahun 652 kerajaan Asyur mengalami serangan dari bangsa Babilonia dan bangsa Mesir yang berhasil melepaskan diri dari kekuasaan Asyur. Inilah awal dari keruntuhan kerajaan Asyur. Ketika Yosia memerintah Yehuda saat itu ia memanfaatkan kesempatan itu untuk menegakkan kembali kedaulatan Yehudah sebagai negara berdaulat.[18]

·         Bidang agama
         Dalam kitab raja-raja(2 raj 22:3) dilakukannya pembaharuan dan perbaikandari tempat suci yang ditiru dari kitab hukumyang ditemukan dalam bait suci ketika melakukan pembersihandi bait suci ketika yosia(622). Keistimewaan dari reformasi Yosia adalah pembersihan dari kebudayaan asing dan prakteknya. Kebudayan Asyur dijadikan haram, perbaikan tempat-tempat suci, kesalahan para imam, persundalan yang membawa kepada kematian, praktek sihir juga dihancurkan sampai Galilea utara. Dia tetap membawa dan membuka tempat suci dari Yahweh di seluruh Yehuda dan memusatkansemua pemberitaan ibadah di Yerusalem. Goncangan terjadi dalam bidang religius yaitu terletak dalam sinkritisme dan reformasi terjadi secara kebetulan dengan perubahan terjadi di banyak bangsa. Dalam hal ini juga nabi bergerak dalam menyampaikan  pemberitaan baru. Dalam hal ini dia menghakimi bangsa dan menyeruhkan kemarahan dari Yahweh jika ia tidak bertobat. Kita mengetahui dua nabi yang menjalankan pemberitaan pada saat itu.Zefanya dan Yeremia muda.
          Saat itu Zefanya adalah berasal dari keluarga yang mewah (Zef 1:1), dia dengan lancing dalam menyampaikan pemberitaan akan kebenaran dan tradisi itu dari Yesaya. Dia mengkritik orang yang berdosa, kedua kebudayaan dan sikap atau perilaku. Dia memberitakan bahwa hari yang mengerikan dari Yahweh sudah dekat. Dia memberitakan bahwa bangsa itu tidak mengharapkan keselamatan dan pertobatan, yang mana Yahweh telah menawarkan satu kesempatan (1 taw 3:6). Seperti Yesaya, Zefanya percaya bahwa Yahweh mengusulkan untuk membawa keluar dari penghakiman dan penghukuman dari sisa pembersihan. Dia juga berkhotbah tentang nasehat yang pendek dengan tidak ragu-ragu dengan membangun simpati kepada politik Yosia dan keragaman keagamaan.[19]        
                                       
·         Bidang Politik     
           Tindakan Yosia terhadap Betel merupakan suatu sikap bahwa dia menganggap dia adalah penguasa atas wilayah bekas Samaria. Memang ini terbuka baginya karena negara Asyur runtuh. setelah raja Asyur Banipal meniggal, sampai kota Niniwe sendiri dihancurakan pada tahun 612, dan pengharapan Yosia adalah dapat mendirikan kembali kerajaan Daud. Itu berarti disamping maksud agamani,ada juga maksud nasional dan politis dibelakang reformasi Yosia. Cita-cita politis tidak pernah tercapai oleh Yosia karena campur Tanganmesir dalam politik Siria utara dan Palestina. Raja Yosia sendiri gugur dalam peperangan di Megido dengan Necho, raja Mesir pada tahun 609. Reformasi Yosia sendiri baru berjalan selama 12 thn, ketika raja yosia meninggal. Jadi tidak mengherankan bahwa pengaruh pembaharuan itu tidak begitu mendalam atau permanent.[20]
            Kita mengetahui bahwa sebenarnya pemerintahan Yosia terletak dalam penyesuaian dari pembaharuan itu dan kematiannya.  Dari penjelasan dari kehancuran Asyur, ada yang melihat itu sebagai sebuah momen penting dan kemerdekaan Yosia atau pengaturannya seperti teritoria telah dapat dicaplok dan meraih Israel utara. Propinsi Samaria yang dulunya sudah berada di tangannya, yang dimulai dari Galilea dan menggabungkan daratan yang menghubungkan dua negara sampai ke pesisir laut tegah seperti yang telah kita lihat. Informasi dari kemewahan Yosia, sebuah reorganisasi dari militer harus diperintah dari pandangan  penemuan baru negara yang  merdeka dan itu adalah batas ekspansi yang begitu luas. [21]


III.             TAFSIR
          Teks Zefanya 3:9-20 merupakan suatu pemberitaan dimana Yahweh akan menyelamatkan Yerusalem dan sisa Israel. Teks Zefanya berasal dari sumber Deuteronomist(D). Sumber Deuteronomist ditulis sekitar abad ke-7 sM . Ada keyakinan para ahli bahwa sumber ini berasal dari Israel utara. Perkembangan sumber deuteronomist selalu atau biasanya dihubungkan reformasi kebaktian yang diadakan oleh raja Yosia pada tahun 622 sM . Dan yang jelas nabi Zefanya bekerja pada masa/zaman pemerintahan raja Yosia    bin Amon (639-609). Sumber ini mendorong dilakukannya reformasi Yosia(622-611sM) disebut juga dengan reformasi deuteronomist. Ini dipicu oleh suatu situasi yakni ditemukannya gulungan kitab Ulangan. Peranan Daud, kota Yerusalem dan bait Allah di Yerusalem, mendapat perhatian besar di dalam sejarah deuteronomist. Pembaharuan yang dilakukan raja Yosia(reformasi deuteronomist), menekankan dan menempatkan peranan bait Allah di Yerusalem sebagai satu-satunya pusat peribadatan di Israel. Begitulah Yerusalem mendapat peranan yang penting sebagai tempat dan pusat kegiatan agama di seluruh daerah di Israel.[22] Seluruh hasil karya penulis deuteronomist kita terus-menerus menemukan peringatan tentang bahaya kalau bangsa Israel itumenjadi sama denagan bangsa-bangsa lain. Motivasi serta tujuannya adalah panggilan Israel untuk mewujudkan secara penuh peranannya sebagai umat suci milik Yahweh.
            Sumber deuteronomist sangat mementingkanpemusartan kebaktian dalam kota Yerusalem.[23] Demikianlah kita harus mengasumsi bahwa sumber deuteronomist tidak sampai kepada kita dalam bentuk asli tetapi pengubahan ini adalah suatu opini yang sangat dalam dari mayoritas sekolah-sekolah. Tetapi opini yang berbeda dari pertanyaan kepada Deuteronomist yang asli sangat disukai dan bagaiman bentuk dari kitab yang telah datang.[24] Demikianlah perdebatan sebagai pengatur dan kesimpulan dari pemberitaan dari ganjaran dan penghukuman dan tidak dapat disangkal telah kelebihan beban dan sumber deuteronomist menjadi diwibawakan sebagai kitab hukum. Kita percaya bahwa deuteronomist dengan periode masa Yosia meyakinkan hasil penelitian dari pencarian, yang memberikan kepada penafsiran homiletika dari penyembahan kuno dan bentuk yang diberi tanda.  
        Jadi dapat disimpulkan bahwa ciri- ciri dari sumber Deuteronomist antara lain:
Ø  Panggilan Allah kepada bangsa Israel sebagai umat pilihan menuntut ketaatan dan kesetiaan terhadap hukum-hukum Allah atau taurat.
Ø  Ini mengecam keras sinkritisme dan penyembahan ilah-ilah lain, karena itu akan mendatangkan murka Allah. Umat Israel hanya akan menikmati kehidupan yang damai apabila mereka setia beribadah hanya kepada Yahweh.
Ø  Sebagai upayamenghindari sinkritisme/pengaruh agama kanaan dan penyembahan kepada ilah-ilah lain, maka semua kuil-kuil penyembahan harus dihancurkan dan Yerusalem ditempatkan sebagai pusat kultus bagi seluruh Israel.
Ø  Kesetiaan raja dan Israel dinilai berdasarkan  ketaatan mereka terhadap hukum Allah. Dalam penilaian tersebut Daudlah sebagai raja yang ideal sehingga kerajaannya kekal.[25]   
Zefanya tidak memandang ke dalam (kepada Yerusalem dan Yehuda), tidak melihat ke sekeliling (kepada bangsa sekitarnya), tapi ia memandang ke muka kepada masa berkat dan kesembuhan turun atas bangsa Israel dan bangsa-bangsa lainnya kelak, sesudah hukuman itu mencapai tujuannya. Tuhans endiri akan bergemar kepada negeri suci dan segala isinya, orang akan berkata kepada Sion, Tuhan Allahmu ada diantaramu sebagai pahlawan yang memberi kemenangan. Ia bergirang karena engkau dengan sukacita, Ia memperbaharui engkau dalam kasihNya. Ia bersorak-sorak karena engkau dengan sorak-sorai. Segala kepicikan sudah tidak ada lagi untuk selama-lamanya, da Israel akan dijadikan kenamaan dan kepujian diantara segala bangsa di bumi. Memang inilah gambaran yang snagat menyukakan hati, maka kerinduan hati kita makin mendorong untuk memohon. Dengan inilah ayat yang ke 20 adalah berkat defenitif yang melimpah-limpah.[26]
Tujuan dari nubuatan yang disampaikan oleh nabi Zefanya ini adalah untuk menentang situasi saat itu. Dimana kemerosotan moral yang timbul pada masa pemerintahan Manasye. Selama pemerintahannya suara kenabian seakan-akan tidak Nampak karena penindasan raja yang jahat itu. Maka dengan hadirnya Zefanya, dia berada pada barisan depan untuk mengadakan pembaharuan, dengan mengumumkan hari Tuhan yang sudah dekat, dan untuk memberikan harapan kepada sisa umat yang masih percaya kepada Yahweh (2:3).[27]
            Dalam  buku “The Interpreter’s bible ” karangan Nolan B.Harmon hal 1012-1013 dijelaskan tafsiran Zefanya 3:16-20 yang dikatakan bahwa:
Ayat 16           : mungkin dapat menjadi hak bagi editor, `` tidak ada ketakutan bagi orang yahudi`` yang dapat juga dilihat di pasal 15 secara langsung. Jika mengikuti septuaginta maka akan dikatakan ``tidak dibiarkan tanganmu rendah, berkurang, mengalami kejatuhan, depresi atau dalam keadaan yang berat``. Ada sebab yang membuat pemberitaan firman Tuhan menjadi surut. Melanjutkan tema keamanan dari akhir ayat 15; sekarang kita melihat Tuhan sebagai pahlawan yang membangkitkan semangat umat-Nya (ayat 16) dan memberikan kemenangan.[28]
Ayat 17           : dilihat dari poin sebelumnya dikatakan bahwa TUHAN itu tidak hanya ada ditengah-tengahmu, tetapi Dia ada dalam perjuangan dan kemenangan dan membawa pembebasan. Ini hamper sama dengan Yezekiel 9:9 dikatakan bahwa raja-raja yahudi menggambarkan itu sebagai hal yang berbudi ( Zefanya 3: 5), kemarilah dan datanglah`akan keselamatan `, dan ` kemenangan`. Dalam pasal 17a kitab Ibrani ditambahkan bahwa Allah itu juga senang/gembira. Dalam pasal 17b dikatakan bahwa, Dia akan menjadikan diam di dalam kasihNya. Dalam teks septuaginta dikatakan bahwa Dia akan memperbaharuimu di dalam kasihNya.tapi ini lebih baik bila dilihat dari persamaan bahwa akan dijamin lebih baik yang mana dia akan bersukaria dan dengan suara keras bernyanyi. Dia akan bergembira atas suka-citanya. Dalam keadan ini, dia akan menjadi diam didalam kasihNya dan harus di hormati sebagai kedatangan dari kesempatan itu. Usaha dalam melihat kata-kata itu dan kritikan dari sebuah  tulisan dapat dicapai bahwa kasih Allah adalah tidak selalu menghasilkan dalam suara nyanyian yang keras.
Ayat 18           : dikatakan bahwa persekutuan mereka berada dalam keadan yang sungguh sedih.   Dua kata ini adalah janggal kedengarannya maka ini lebih baik diperbaiki dalam septuaginta dan dihormati sebagai kesimpulan dari pasal 17 atau sebagai sebuah penderitaan dalam hal seperti hari perayaan. Dalam septuaginta dikatakan, bahwa “ akan terus-menerus mengumpulkannya yang terluka; aduh( perasaan berat ),  yang mengampuni kesalahan kepada dia dan ini sulit untuk diselesaikan dan ini tidak dapat dipahami dalam nast ibrani: saya mengumpulkan mereka darimu. Beban itu adalah dilihat sebagai suatu kesalahan “ pilihannya bacalah yang berikut: saya telah mengumpulkan yang terluka dan mengangkat kesalahan-kesalahamu dan dapat dilihat dalam pasal 19. Penindasan akan menjadi penolong, dan mereka memberitakan penghancuran.
Menyusullah sekarang lukisan ketiga. Di sini perlu membaca suatu teks yang berbeda. Karena itu kita membaca bahwa ia memperbaharui engkau dalam kasih-Nya (mengikuti LXX). Wade (Op.Cit) memperbaiki teksnya menjadi, Dia akan tergerak did alam kasihNya, karena ini dianggap lebih sesuai dengan kasih Tuhan yang bergairah. Tapi teks Ibrani berbunyi, Dia akan berdiam diri di dalam kasihNya. Eaton menafsirkan, lebih jauh Dia digambarkan sebagai pengantin perempuan, Zion, sekarang menyatakan kegembiraanNya, lalu kemudian terdiam di dalam keasyikan.
Datanglah sekarang pernyataan pertama dari pernyataan-pernyataan yang berpasangan tentang umat yang telah diubah. Sesuai dengan perkerjaan Raja (ayat 14-15), adalah seuatu umat yang dibebaskan dari cercaan dan malapetaka, kalau memang itulah arti teks yang sangat sulit itu.[29]
Ayat 19           : sebuah kata seperti “ berakhir ” telah terasa berat sebelum kata “membuat”   dalam RSV dikatakan “perjanjian”. “pada waktu itu” telah dimasukkan, dan terus berkelanjutan. TUHAN akan memberitakannya sampai keluar dan menyelamatkan engkau yang lemah dan yang berserakan. Ini dapat ditemukan dalam mikha 4: 6-10. dalam perjanjian yang ketiga dikatakan: kerendahan itu akan menjadi kehormatan, pujian dan termasyur di seluruh bumi itu ( Yeremia 3: 9 ).
            Pahlawan ilahi yang menyerukan supaya jangan patah semangat (ayat 16) dipadani dengan umat yang telah diubah dari keadaan yang tak berdaya karena lumpuh dan keterbuangan, menjadi kepujian dan kenamaan.[30]
Ayat 20           ; merupakan pengulangan dari pasal 19.[31]
            Akhirnya mempelai laki-laki membawa pulang mempelai perempuan menyaksikan dengan matanya sendiri semua yang telah diperbuat untuknya oleh Kekasih dan Tuhannya. Dan supaya jangan sampai terjadi bagi kita, pengantin Kristus, bahwa penundaan penglihatan itu akan menimbulkan keraguan yang berkepanjangan, maka Zefanya mengakhiri nubuatnya dengan kata-kata yang memberikan tandatangan penyertaan Allah atas kewibawaannya, dan suatu teriakan kemenangan yang pasti yang berkumandang dari hatinya masuk ke dalam hati kita, Tuhan telah mengatakannya.[32]


IV.             PESAN MUATAN TEOLOGI TERSIRAT
Ø  Takut dan taat kepada Tuhan adalah anugerah/berkat dan keselamatan bagi setiap umat-Nya.
Ø  Seorang Pemimpin yang bertanggung jawab.
Ø  Hendaknya setiap orang membukakan diri uuntuk ditopang oleh Allah.
Ø  Allah adalah pemberi kemenangan.

V.                SKOPUS
          Uluran kasih setia Allah kepada umatNya dan janji keselamatan (anugerah).






                                       


[1]David, Benyamin,  The Analytical Hebrew and Chalde Lexicon, (USA).
[2]D.C. Mulder , Pembimbing ke Dalam Perjanjian Lama, (Jakarta: BPK Gunung Mulia,1970), hlm 39.
[3]S. Wismoady Wahono, Di Sini Kutemukan, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2004), hlm 70.
[4]George Fohrer, Introduction to the Old Testament, (Heidenberg), hlm 477. 
[5] Chr. Barth, Teologi Perjanjian Lama 4, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2005),, hlm 69.
[6]TH. C. Vriezen, Agama Israel Kuno (Jakarta  : BPK Gunung Mulia, 2003), hlm. 63-65.
[7]C. Hassell Bullock, Kitab Nabi-nabi Perjanjian Lama (Malang: Yayasan penerbit Gandum Mas 2002), hlm 232.
[8]Para peneliti dan para penafsir yang terkemudian meneliti tentang kesatuan nubuatan sebagai keseluruhan. Pertama sangat banyak ayat yang diduga sebagai tidak asli. Dugaan ini didasarkan pada pasal 1. Dimana terdapatnya kata-kata yang lebih sering digunakan pada masa sesudah pembuangan.
[9]Ada usulan yang menyatakan bahwa tanggal untuk Zefanya tidak diuraikan oleh banyak orang, karena ketergantungan satra pada Yesaya, Yeremia, dan khususnya Yehezkiel. Ada juga yang menyatakan bahwa kehancuran Niniwe dan hal yang membingungkan dihapuskan dan kitab itu diberi tanggal pada pemerintahan Yoyakim (608-597 sM).
[10]Mulder, Op.Cit., hlm 146. Disini juga ada usulan yang perlu untuk dipertimbangkan dimana nabi Zefanya sendiri bernubuat baik tentang bangsa Israel/Yehuda maupun tentang bangsa lain.
[11]Hukuman yang jatuh atas Yehuda dan diperluas ke seluruh dunia yang dimusnahkan. Bangsa yang miskin dan sengsara yang dilihat sebagai umat yang rendah hati dan lemah lembut sebagai tujuan pembaharuan itu, dan diakhiri dengan firman keselamatan seperti cara Yesaya I dan II. Chr. Barth, Op. Cit., hlm 70.
[12]J. Madjan dan K. Riedel, Pengetahuan Tentang isi Al-Kitab (Jakarta: Badan Penerbit Kristen, 1952 ), hlm 79.
[13]F. L. Bakker, Sejarah Kerajaan Allah I, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2007), hlm. 684.
[14] Wiiliam Neil, Harper’s Bible Commentary, (New York and Evanston: Harper Row, Publishers), 1962, hlm 300.
[15] Dianne Bergant, CSA Robert J. Karris, Tafsir Alkiab Perjanjian Alkitab Perjanjian Lama, (Jakarta : Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 2002), hlm 693-694.
[16]Jhon Gray, Old Testament Library, hlm. 650-658.
[17]R. K. Harrison, Old Testament Times, hlm. 239.
[18]David F. Hinson, Sejarah Israel, (Jakarta : BPK-GM 2004), hlm. 172.
[19] John Bright, A history of Israel, (Philadelphia), 1976, hlm. 317-321.
[20] Vriezen, Op.Cit., hlm. 250.
[21]John Bright, A History of Israel, (Philadelphia), 1968, hlm 322-323. 
[22]Mulder , Op.Cit., hlm. 39.
[23]Wahono, Op.Cit., hlm. 70.
[24]Fohrer, Op.Cit., hlm. 477.
[25]Otto Eissfeld, The Old Testament: and Introduction, (Oxford: Basil Blackwell), 1996, hlm. 175-176. 
[26]J. Sidlow Baxter, Menggali Isi Alkitab 2, (Jakarta : Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF, 1989), hlm. 417-418.
[27]Madjan, Op.Cit., hlm. 81.
[28]Broto Semedi (Penerjemah), Tafsir Alkitab Masa Kini 2, Ayub Maleakhi, (Yayasan Komunikasi Bina kasih/OMF), 2004, hlm. 710.
[29]Ibid.,  hlm. 710.
[30]Ibid., hlm. 710
[31]Nolan B Harmon, The Interpreter’s Bible, (New York : Abingsdom), hlm. 1012-1013.   
[32] Semedi, Op.Cit., hlm. 711.